gimana nih tampilan ama postingannya? ok kan?

Sabtu, 01 Agustus 2009

Budidaya Mawar Potong (Rosa Hibrid L)

BUDIDAYA TANAMAN MAWAR POTONG (ROSA HIBRID L)
DI PT. LOKANTARA FARM PASEKON-SUKALARANG-SUKABUMI

LAPORAN
PRAKTIK KERJA INDUSTRI

Diajukan untuk memenuhi
Salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan
di SMK Negeri 1 Cibadak

Oleh :
INDRI WULANDARI
NIS. 070816055




BIDANG KEAHLIAN BUDIDAYA TANAMAN
PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN HIAS
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 CIBADAK
DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SUKABUMI
2009



BAB I
PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang
Di zaman era globalisasi ini banyak sekali tantangan yang harus dihadapi. Oleh karena itu lulusan SMK Pertanian diharapkan dapat berkembang selaras dengan kebutuhan tenaga kerja yang terampil. Sehingga dapat memfungsikan diri sesuai dengan kemampuan dan keterampilan yang dimiliki.

Setelah tamat belajar siswa-siswi SMK Pertanian dituntut untuk betul-betul memiliki bekal keahlian yang profesional untuk terjun kedunia kerja. Sehingga dapat meningkatkan taraf hidupnya. Keahlian yang diperoleh melalui pembelajaran di sekolah dapat dapat mengangkat harga dan kepercayaan diri siswa yang pada dasarnya akan mendorong peningkatan keahlian yang lebih bermanfaat.

Pendidikan yang didapat dari SMK Pertanian tidak hanya di sekolah saja, tetapi ditunjang dengan praktek di lingkungan masyarakat dan juga di lembaga atau instansi-instansi pertanian. Pekerjaan yang dikerjakan di instansi tersebut berhubungan langsung dengan hasil yang berkualitas. Dengan demikian siswa terebut terlatih bekerja dengan baik sesuai dengan prosedur yang meliputi : kedisiplinan waktu, keuletan dalam bekerja, serta akan lebih meningkatkan keterampilan dan pengetahuaanya.

Pengalaman Praktik Kerja Industri (PRAKERIN) juga melatih sikap mental dan transker ekologi serta wawasan Bisnis Usaha Pertanian selama praktek industri yang nantinya dapat diterapkan pada kegiatan paket-paket spesialisai secara mandiri di sekolah. Dengan demikian siswa akan mampu mengembangkan sikap wirausaha dan tamatan yang siap dalam menghadapi persaingan di dunia kerja dan pasar global.

Judul laporan yang penulis pilih dalam Praktik Kerja Industri (PRAKERIN) adalah Budidaya Tanaman Mawar Potong (Rosa hibrid L) di

PT. Lokantara Farm dengan objek pengembangan dan penelitian tanaman hias.
Pada laporan ini penulis akan membatasi hal-hal diatas menjadi :

1. Penelitian yang berhubungan dengan Komoditi Tanaman Mawar Potong (Rosa hibrid L) dengan memperhatikan sifat karakteristik, refroduksi atau bagaimana pengembangan dan cara membudidayakannya.
2. Penerapan / aplikasi kepada petani di lapangan mengenai Budidaya Tanaman Mawar tersebut.

1.2 Tujuan
Tujuan dilaksanakan Praktik Kerja Industri (PRAKERIN) adalah :

1. Membentuk sumber daya manusia (SDM) yang professional serta mampu menciptakan produk unggul industri yang siap menghadapi persaingan di pasar global.
2. Memperluas cakrawla di bidang pertanian.
3. Ingin mengembangkan sikap wirausaha di bidang pertanian serta ingin menjadi lulusan yang siap pakai di dunia kerja.

1.3 Metode Pengumpulan Data
Dalam penyusunan laporan ini, pengumpulan data dilakukan dengan berbagai cara diantaranya melalui :

1. Interview atau wawancara langsung dari pembimbing laporan, pembimbing lapangan dan karyawan di lapangan.
2. Tanya jawab dengan pembimbing lapangan.
3. Mendengarkan serta mencatat pembicaraan pembimbing lapangan mengenai kegiatan yang di praktekan.
4. Diskusi antar teman yang sama-sama melaksanakan PRAKERIN.
5. Studi pustaka, ini dilakukan untuk melengkapi penyusunan laporan yaitu dengan mempelajari buku-buku, situs internet yang berhubungan dengan penulisan laporan ini.

1.4 Waktu dan Tempat
Praktik Kerja Industri Tahun Pelajaran 2008 / 2009 dilaksanakan selama 12 minggu pada akhir semester IV, yaitu dari tanggal 18 Mei sampai dengan 15 Agustus 2009.
Tempat praktik yang dilakukan penulis adalah di PT. Lokantara Farm yang bertempat di kampung Pasekon, desa Dander, kecamatan Sukalarang, kabupaten Sukabumi.



BAB II
KEADAAN UMUM


2.1 Identitas Perusahaan
PT. Lokantara Farm terletak di Kampung Pasekon Desa Dander Kecamatan Sukalarang Kabupaten Sukabumi – Jawa Barat. Dengan jarak ±1 Km dari kabupaten Cianjur dan ±20 Km dari pusat kota Sukabumi.

Awalnya lokasi PT. Lokantara Farm akan dibangun sebuah proyek industri dengan nama Seed Processing Centre pada tahun 1997.
PT. Lokantara Farm memiliki luas areal 5000m yang meliputi areal rumah pemilik perusahaan, Green House tanaman Krisan Potong, Green house tanaman Mawar Potong, Green house Krisborn, Green house Kruspus, gudang alat serta ruang pengemasan.

2.2 Ruang Lingkup Usaha
Usaha yang digeluti di PT. Lokantara Farm ini adalah pembudidayaan tanaman hias potong. Yaitu, pembudidayaan tanaman Mawar Potong, Krisan Potong, Krisborn dan kruspus.

Pemasaran tanaman hias potong ini dilakukan dalam berbagai jenis, seperti handbucket, bucket untuk hiasan gedung pernikahan, bunga segar untuk hiasan di gereja-gereja.
PT. Lokantara Farm juga sebagai penyalur tanaman potong ke petani-petani kecil tanaman potong.

2.3 Struktur Organisasi
PT. Lokantara Farm dipimpin oleh seorang kepala perusahaan yang bertanggung jawab langsung dan kepala Perusahaan ini mengkoordinasi atau memonitoring seluruh kegiatan yang berlangsung di PT. Lokantara Farm tersebut.
Adapun tugas pokok PT. Lokantara Farm yang sangat penting terutama dalam meningkatkan kualitas pertanian dibidang buidadaya tanaman, antara lain :
1. Pengendalian hama dan penyakit.
2. Pengendalian gulma.

Struktur Organisasi dapat dilihat di lampiran 1.



BAB III
BIDANG KHUSUS


3.1 Kegiatan Lapangan
Dalam kegiatan lapangan siswa-siswi PRAKERIN melaksanakan kegiatan-kegiatan dan ikut berpartisipasi dengan pekerja kebun mengerjakan pekerjaan yang biasa dilakukan oleh para pekerja dan kegiatan kerja industri yang dilaksanakan mencakup :
1. Penyediaan media tanam
2. Penyajian bibit mawar
3. Penanaman stek sebagai batang bawah
4. Perbanyakan tanaman mawar dengan tehnik okulasi
5. Pemeliharaan
a. Pembendingan
b. Pemupukan
c. Pengendalian Hama dan Penyakit
d. Pembumbunan

3.2 Sejarah Bunga Mawar
Mawar potong (Rosa hibrid L) merupakan tanaman yang sangat digemari dan sudah tua keberadaannya. Hal ini terlihat dari fosil mawar yang ditemukan di Colorado yang berusia 40 juta yang lalu (Crochet 1974/Franses 1972).
Beberapa ribuan tahun silam bunga mawar sudah dikenal umat manusia di Eropa, Asia, Persia, Cina, Jepang dan Amerika. Seorang penyair bangsa Yunani Sappla memberi nama ratu dari segala bunga. Mawar nerupakan lambang kesucian dan keimanan.
Menurut catatan sejarah, mawar ini mulai dibudidayakan di Cina 5000 tahun yang lalu. Pada saat yang sama orang Mesir membudidayakan tanaman ini dan turut mrmbantu membudidayakan tanaman ini di Italia Selatan,
terutama di Paestam dekat Palermo sekarang. Nampaknya tanaman ini berasal dari Asia Tengah dan tersebar dibelahan bumi utara akan tetapi tidak pernah menyebrang ke khaltulistiwa (Cocket 1974). Di Indonesia mawar didatangkan oleh pemerintah Belanda dari Eropa (Soekarno dan Nampiah 1990)

3.3 Botani dan Ekologi Mawar
1. klasifikasi
Boston (dalam Soekarno dan Nampiah 1990) mengemukakan bahwa sub vamili rosidap memiliki 125-200 spesies, 95 spesies berasal dari Asia, 18 spesies berasal dari Amerika dan sisanya berasal dari Eropa Timur.
Menurut Hasek (1980) jumlah spesies yang berasal dari belahan bumi utara mencapai 200 spesies. Namun, di PT. Lokantara Farm hanya ada beberapa varietas bunga mawar seperti :
a. Rose Violet Parfumé
b. Avalan
c. Green Gala
d. Black Magic
e. First Red
f. Pink Aqua

Dalam sistematika tumbuhan atau yang biasa disebut dengan taksonomi, mawar di klasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Rosanales
Famili : Rosaceae
Genus : Rosa
Species : Rosa hibrid

2. Botani Bunga Mawar
Bunga mawar tergolong bunga sempurna yang dapat membentuk biji dan huga dapat disilangkan untuk menghasilkan hibrida baru. Sebagian besar jenis mawar lebih menyukai daerah yang berhawa dingin, selain dari pada itu biji mawar dapat diperbanyak dengan cara okulasi, cangkok, sambung, dan kultur jaringan.

Tanaman mawar memiliki struktur tubuh berupa :
a. Batang
Tanaman mawar pada umumnya merupakan tanaman perdu semak. Batangnya berdiri dengan tinggi tanaman antara 0,3 – 0,5 meter. Pada batang terdapat duri-duri yang melengkung kebawah dan duri-duri tersebut merupakan ciri khas tanaman mawar (Beston, 1976). Tipe batang mawar ada yang tegak dan ada pula yang melengkung. Warna batang hijau muda dan menjadi hijau kecoklat-coklatan bila sudah berumur tua.

b. Daun
Mawar mempunyai daun yang panjangnya antara 5-15 cm, dua-dua berlawanan (pinnate). Daun majemuk yang tiap tangkai daun terdiri dari paling sedikit 3 atau 5 hingga 9 atau 13 anak daun dan daun penumpu (stipula) berbentuk lonjong, pertulangan menyirip, tepi tepi beringgit, meruncing pada ujung daun dan berduri pada batang yang dekat ke tanah. Mawar sebetulnya bukan tanaman tropis, sebagian besar spesies merontokkan seluruh daunnya dan hanya beberapa spesies yang ada di Asia Tenggara yang selalu berdaun hijau sepanjang tahun.

c. Bunga
Bunga mawar merupakan bunga yang sempurna bentuknya, ada yang tinggal dan ada pula yang tersusun indah dengan bentuk payung dan perhiasan bunga setiap lingkar terdiri dari 5 helai daun mahkota dengan perkecualian Rosa sericea yang hanya memiliki 4 helai daun mahkota. Warna bunga biasanya putih, merah jambu, kuning, merah, orange, ungu, hijau, hitam dan sebagainya. Helaian mahkota bunganya berupa susunan kelopak bunga yang berwarna hijau dan bunga mawar merupakan bunga yang sempurna mempunyai ciri khas yaitu mengeluarkan aroma harum. Ovari berada di bagian bawah daun mahkota dan daun kelopak.

d. Akar
Tanaman mawar mempunyai akar tunggang dengan banyak cabang seperti serat dan akar serabut menyerupai benang-benang hidup. Akar tunggang dapat menembus lapisan tanah yang lebih dalam yang bertujuan sebagai pengokoh tanaman mawar.

3. Ekologi Mawar
Tanaman mawar akan tumbuh dan berkembang secara optimal apabila memenuhi 3 faktor, yaitu :
a. Iklim
Pada umumnya tanaman mawar memerlukan cahaya matahari penuh untuk pertumbuhan (Crocket, 1974). Apabila tanaman mawar kekurangan cahaya maka tanaman mawar menjadi jarang berbunga dan pertumbuhan batang memanjang serta mempunyai batang yang tidak kokoh (Cholasi).
Suhu optimum untuk tanaman mawar adalah 15,6º – 25,9º C (Edmond et al, 1995). Apabila suhu lingkungan di atas suhu optimum maka respirasi akan meningkat tetapi kwalitasnya menurun.
Maka sebaiknya suhu lingkungan harus dibawah suhu optimum sehingga laju fotosintesis dan pembentukan protein meningkat yang akhirnya dipergunakan tanaman untuk pembentukan, perpanjangan dan pertumbuhan organ-organ dan merangsang tunas untuk terus berkembang. Warna bunga yang pekat dan peningkatan jumlah pigmen juga disebabkan suhu yang rendah.

b. Drainasi dan Aerasi Tanah
Drainasi dan aerasi tanah yang baik adalah tersedianya sirkulasi udara dan air yang cukup. Kelembapan yang berlebihan akan mengurangi udara dalam tanah yang nantinya akan mengakibatkan layu dan sebagainya. Jadi pertumbuhan tanah untuk budidaya tanaman mawar berkisar antara 50% – 60% keadaan air pada kapasitas lapang sangat diperlukan bagi pertumbuhan mawar yang optimal.

c. Tanah
Mawar dapat tumbuh dihampir semua jenis tanah. Namun, tanah yang paling baik untuk tanaman mawar adalah tanh lempung yang mengandung 20% – 30% praksi liat. Tanah ini mempunyai sifat perbandingan antara praksi liat dengan praksi pasir.
Tanah yang seperti itu menjadikan drainasi cukup baik. Sehingga pertumbuhan tanaman akan lebih memuaskan. Komposisi media tanam baik di lapangan maupun di dalam pot terdiri dari pupuk kandang, pasir dan tanah dengan perbandingan 1 : 3 : 1. kisaran pH tanah untuk pertumbuhan yang optimal antara 5,5 – 7,2 (Anderson, 1975), oleh karena itu tanaman mawar akan cocok ditanam pada jenis tanah latosol ataupun andosol. Karena kedua jenis tanah ini memiliki sifat dan kesuburan tanah yang cukup baik.

3.4 Perbanyakan Mawar
Tanaman mawar dapat di perbanyak melalui biji, stek, okulasi, penyambungan, cangkok dan kultur jaringan. Namun, yang akan dibahas dalam laporan ini adalah cara perbanyakan dengan okulasi mata berkayu (chipbudding). Secara garis besarnya perbanyakan dengan biji atau melakukan persilangan biasanya dilakukan oleh pemula tanaman untuk menghasilkan kultivar-kultivar baru.
Di PT. Lokantara Farm, perbanyakan mawar yang dilakukan adalah melalui okulasi mata berkayu (chipbudding) mengingat proses yang diharapkan lebih cepat, singkat dan relatif mudah.

Okulasi mata berkayu (chipbudding)
Dewasa ini tekhnik perbanyakan dengan metode okulasi mata berkayu (chipbudding) mulai populer. Cara ini dapat dipergunakan untuk mempercepat pengadaan bibit mawar. Keberhasilan tekhnik okulasi ini mencapai 73 % bila dilakukan pada stek batang bawah belum berakar. Tetapi, bila batang bawah telah berumur lebih dari 4 minggu keberhasilan okulasi batang berkayu dapat mencapai 100 % (Sustater dan Margono, 1993).
Agar pertumbuhan dan perkembangan tunas mata berkayu maksimum, maka perlu pemangkasan batang bawah diatas okulasi yang biasa disebut dengan cuting (Fann dan Etal, 1983). Pemangkasan dilakukan setelah sistem perakaran awal terbentuk. Sistem perakaran pertama pada mawar terbentuk sekitar 1 minggu, sedangkan akar adventif memerlukan waktu 3 minggu (Hartman dan Tester, 1975).
Pada umumnya varietas-varietas mawar penghasil bunga potong dapat diperbanyak dengan stek, tetapi sukar berakar walaupun berakar persentase keberhasilannya rendah, untuk menanggulangi masalah tersebut mawar potong sering diperbanyak dengan cara okulasi. Okulasi yang umumnya dilakukan adalah model Forket.
Penyiapan bahan tanaman/bibit okulasi berupa okulasi pada prinsipnya bertujuan untuk mengkombinasikan 2 jenis mawar atau lebih sesuai dengan keinginan penanam dan untuk mendapatkan bibit dalam jumlah banyak. Tekhnik okulasi adalah menempelkan satu mata tunas irisan kulit batang bawah yang sudah disiapkan sebelumnya. Agar mendapatkan keberhasilan dalam okulasi kedua kambium dari mata tunas dan batang bawah diusahakan pada saat penyebitan batang bawah tangan harus menyatu sampai melukai kayunya serta senantiasa harus menggunakan peralatan yang tajam.

Adapun alat dan bahan yang digunakan untuk okulasi adalah :
1. Pisau okulasi
2. Gunting stek
3. Tali raffia
4. Entres yang sehat
5. Batang bawah yang memenuhi syarat

Untuk memastikan okulasi yang telah kita lakukan berhasil terlihat pada mata tunas berwarna hijau muda kira-kira 2 minggu sejak penempelan Okulasi biasanya dilakukan pada saat batang bawah mudah dikelupas. Umur batang bawah yang kulitnya mudah dikelupas sekitar 6 – 8 minggu.
Sedangkan untuk penyediaan entres sebagai bahan okulasi adalah mengambil dari kebun koleksi tanaman mawar yang sengaja dipelihara untuk dijadikan sebagai entres, tekhnik chipbudding ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini.



(Gambar 1) Alat dan bahan okulasi.



(Gambar 2) Batang bawah yang baik untuk diokulasi.



(Gambar 3) Pengelupasan kulit batang bawah.


(Gambar 4) Pengambilan mata berkayu.


(Gambar 5) Mata tunas yang siap ditempel.


(Gambar 6) Mata tunas ditempelkan pada batang bawah yang telah dikelupas kulitnya.


(Gambar 7) Ikat dengan tali raffia dimulai dari bawah keatas.



(Gambar 8) Pemotongan batang bawah diatas mata tunas yang tumbuh.



(Gambar 9) Pelepasan tali rafia.



(Gambar 10) Mata tunas yang tumbuh.

5.5 Kultur Tekhnik Mawar
1. Pengolahan Tanah
Tanaman mawar potong (Rosa hibrid L) akan tumbuh dengan baik pada kondisi tanah gembur berpasir antara 20% – 50 %. Kondisi draenasi dan aerasinya baik banyak mengandung zat humus, mengandung unsur hara serta mendapatkan penyinaran matahari penuh.
Pengolahan dilakukan dengan menggemburkan tanah dengan alat pertanian bisa secara tradisional seperti menggunakan cangkok, garfu atau bisa juga dengan secara mekanis atau menggunakan traktor. Untuk kedalaman tanaman mawar potong khususnya 30 – 40 cm hingga keadaan tanah gembur.
Setelah pengolahan tanah pembuatan bedengan untuk tanaman mawar potong (Rosa hibrid L) dengan ukuran :
L = 60 – 120 cm
P = disesuaikan dengan panjang tempat
t = 40 cm
Jarak antar kebutuhan pupuk tanaman mawar yang akan ditanam perlu diberikan pupuk kandang berupa kotoran sapi, kambing dan ayam yang sudah matang itu digunakan bersama pupuk dasar, unsur hara dari beberapa pupuk kandang dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 1. Komposisi unsur hara pada beberapa macam pupuk kandang
Jenis Pupuk
Wujud
Bahan
H2O
N
P2O5
K2O
.......... % ..........
Pupuk Kandang
Padat
Cair
Total
62
33
-
60
89
69
0,75
1,35
0,95
0,50
0,05
0,95
0,45
2,10
1,00
Pupuk Ayam
Total
-
55
100
100
0,40
Sumber : Frisdale dan Nelson (1965)

2. Penanaman
Pengaturan jarak tanam dalam penanaman bertujuan untuk mengurangi persaingan unsur hara makro dan mikro yang ada di dalam tanah. Disamping itu, pengaturan jarak tanam juga untuk mempermudah dalam pemeliharaan sehingga pemutaran air dan pencahayaan matahari dapat lebih optimal.
Penanaman yang baik untuk budidaya tanaman mawar adalah akhir musim kemarau sehingga kebutuhan air tidak sulit. Penanaman dilakukan dengan membuat lubang tanam dengan jarak antar tanaman 30 X 15 cm dimana tanaman yang ditanam merupakan tanaman yang masih dalam polybag Setelah penanaman, tanah disekitar tanaman dipadatkan agar langsung terjadi kontak akar dengan tanah. Kombinasi jarak dalam baris dan antar baris 30 X 15 cm menghasilkan panjang tangkai bunga mawar dan jumlah bunga per pohon yang baik (Wulyiningsih, dkk, 1994). Jarak tanam dapat dilihat pada gambar berikut.



(Gambar 11) Jarak tanam 30 cm X 15 cm.

3. Pemeliharaan
Kegiatan pemeliharaan dilaksanakan setiap hari pada tanaman mawar meliputi :
a. Penyiraman
b. Penyiangan
c. Pemangkasan
d. Pembendingan
e. Pemupukan
f. Pengendalian hama penyakit

Adapun tujuan dari pemeliharaan adalah supaya mendapatkan tanaman yang sehat atau bersih dan ingin menghasilkan tanaman mawar potong yang berkwalitas.

a. Penyiraman
Penyiraman pada tanaman mawar sangat diperlukan terutama pada musim kemarau. Oleh karena itu, system draenasi yang baik sangat diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan. Menurut Edmon, Et.el (1975) tanaman yang kekurangan air akan menyebabkan pertumbuhan cabang yang kurus dan berbunga kecil. Pemberian air yang cukup dapat menghasilkan bunga yang besar dan penampilan bunga yang optimal tetapi pemberian air yang terlalu banyak juga mengakibatkan tanaman menjadi mudah rusak atau terjadi layu karena akar tidak dapat bernafas yang disebabkan aerasi tanah terlalu lembab.

b. Penyiangan
Penyiangan dilakukan secara teratur terutama pada musim hujan atau pada saat pertumbuhan gulma cukup tinggi. Penyiangan dilakukan setiap 1 minggu sekali. Penyiangan ini bertujuan agar permukaan tanah menjadi gembur dan tanah terhindar dari kekeringan di musim kemarau. Disamping itu penyiangan juga dapat menjadikan tanaman sehat dan pertumbuhannya baik karena unsur hara yang berada di lahan tersebut tidak terbagi dua dengan gulma tersebut.
Untuk mempermudah atau memperingan penyiangan bahan penutup dapat memanfaatkan penutup tanah dalam bentuk mulsa untuk mengurangi pertumbuhan gulma dan mengurangi penuaian unsur hara.

c. Pemangkasan
Untuk menjaga kesinambungan produksi bunga mawar maka tanaman tersebut perlu pemangksan. Ada dua pemangkasan dalam budidaya mawar potong, yaitu :
1. Pemangkasan tunas yang tumbuh dibawah hasil okulasi.
2. Pemangkasan tunas mawar yang sudah tua.

Tujuan pemangkasan antara lain :
1. Memelihara tanaman agar tetap indah
2. Menghasilkan tunas baru yang berproduktif berbunga
3. Merangsang pembungaan yang continue
4. Memotong atau membuang bagian tanaman yang terserang hama dan penyakit atau mengering
5. Untuk mendapatkan bentuk tanaman yang diinginkan

Pemangkasan dapat dilakukan secara manual untuk menumbuhkan tunas-tunas baru dan membuang tanaman yang rusak.

d. Pembendingan
Pembendingan adalah merundukkan tangkai utama mawar atau tunas yang tidak produktif tepat diatas mata tunas ke-2 atau ke-3 tapi tangkainya tidak patah. Tujuannya untuk merangsang pertumbuhan tunas baru yang pertumbuhannya optimal. Sehingga menghasilkan tanaman yang bagus dan berbunga besar.
Pembendingan dilakukan pada tanaman mawar yang baru tumbuh selesai okulasi kira-kira berumur 3 – 4 minggu. Kegiatan itu merupakan kegiatan yang harus dilakukan untuk merangsang pertumbuhan tunas baru yang lebih besar.
Pada sistem Jepang yang dimodifikasi, bending hanya dilakukan ke satu arah. Jika menginginkan kearah kanan, maka semua kearah kanan. Tekhnik bending ini dapat dilihat pada gambar berikut..


(Gambar 12) Pembendingan tanaman mawar.



(Gambar 13) Pembendingan dilakukan satu arah.

e. Pemupukan
Untuk menghasilkan bunga mawar yang bermutu tinggi hingga kulit, bentuk, warna maupun batang yang panjang dan tegak maka perlu dilakukan pemupukan.
Pemupukan pada tanaman mawar dilakukan sejak tanaman mulai ditanam. Pupuk yang diperlukan berupa pupuk organik dan anorganik. Pemberian pupuk organik pupuk kandang dan pupuk hijau yang nilai manfaatnya cukup tinggi yakni memperbaiki struktur tanah, membuat pertumbuhan yang menunjang ketersediaan unsur hara yang seimbang. Pupuk kandang mempunyai pengaruh positif yang baik terhadap sifat fisik dan kimiawi tanah, yang diantaranya mendorong kehidupan jasad renik atau mempunyai kemampuan mengubah berbagai factor dalam tanah (Sutejo, 1987).
Pupuk kandang diberikan setahun sekali menjelang musim hujan. Pupuk ini dimasukkan ke tengah-tengah lahan tanaman. Mengingat belum ada cara pemupukan bunga mawar yang tepat guna tanah dapat dipupuk pula dengan pupuk tunggal maupun pupuk majemuk.
Pemupukan dilaksanakan 2 kali setahun yaitu menjelang musim hujan dan menjelang musim kemarau. Pupuk majemuk NPK dengan perbandingan 5 : 10 : 5 dapat diberikan sebanyak 2 sendok makan per pohon bila tanahnya subur dan 4 sendok makan per pohon bila tanahnya kurang subur.
Bila pertumbuhan tunas-tunasnya lambat dapat dipupuk dengan NPK pada perbandingan 10 : 10 : 5. sedangkan bila tangkainya lemah perbandingan pupuk memilih ratio 5 : 15 : 5.

Jenis pupuk menentukan pola pemupukan, kebutuhan tanaman akan pupuk baik jenis maupun dosisnya selama pertumbuhan adalah tidak sama, tergantung pada pertumbuhan fisiologi tanaman. Unsur nitrogen berguna untuk membantu tanaman mawar dalam proses fotosintesis, pertumbuhan, pertumbuhan protein dan perkembangbiakan (Tesdale dan Belson, 1965).
Pospor (P) bagi tanaman mawar berperan membantu akar menjadi lebih mudah menyerap zat-zat makanan lain yang diperlukan bagi pertumbuhan dan berperan dalam mendorong pertumbuhan bunga dan biji. Kekurangan pospor dapat mengakibatkan daun lebih besar dari biasanya dan tangkai daun menjadi lancip / memanjang, daun tua menjadi kering sebelum waktunya, tanaman menjadi kerdil dan pembentukkan biji jelek (Sutarno dan Nampuh, 1990).
Di PT. Lokantara Farm, pemupukan sebelum okulasi menggunakan campuran TSP dan Urea dengan perbandingan 1 : 1 dilakukan 2 kali. Sedangkan setelah okulasi menggunakan campuran pupuk NPK + TSP + Urea + KCl + Phonska dengan perbandingan 1 : 1 : 1 : 1 : 1 dilakukan 1 bulan 3 kali, dengan formulasi ditabur diatas media tanam dan dosis 3 g/tanaman. Aplikasi pemupukan dapat dilihat pada gambar dibawah ini..



(Gambar 14) Pemupukan sebelum okulasi.



(Gambar 15) Pemupukan setelah okulasi.

f. Pembumbunan
Pembumbunan dilakukan pada saat setelah pemangkasan batang diatas okulasi yang berhasil dan sebelum dilakukan pembendingan. Tujuannya untuk menimbun akar-akar mawar agar cepat tumbuh dan mempercepat tumbuhnya tunas-tunas baru.

g. Pengendalian Hama dan Penyakit
1. Tungau (Tetranychus Sp)
Tungau merupakan hama yang penting pada tanaman mawar dan berwarna hijau atau merah.
Ciri serangannya jelas terlihat dari daun berupa bercak-bercak kecil berwarna kuning kecoklatan, daun-daun yang terserang berat biasanya lebih kecil dari daun normal dan berwarna kuning keperak-perakan. Dilapangan hama ini berkembang biak pada kondisi udara yang panas.
Pengendaliannya dengan penyemprotan akarisida berbahan aktif abamektrin, dikofol, amitraz atau dengan menggunakan akarisida nabati dengan perlakuan 1-2 kali per minggu.

2. Kutu daun (Aphid)
Macrosiphum rosae Linnaeus (Rose aphid) dan Myzaphus rosarum Kaltenbach (Small green rose aphid). Kutu daun ini merusak kuntum bunga dan pucuk daun.
Hama ini menyerang tanaman dengan cara mengisap cairan sel tanaman sehingga menyebabkan gejala abnormal, terutama pada daun atau pucuk menjadi keriting atau mengkerut.
Cara pengendaliannya dengan melakukan penyemprotan menggunakan insektisida dengan bahan aktif imidakloprid, malathion, irethtrin dan metidation atau menggunakan akarisida nabati 1-2 kali per minggu.

3. Thrips (Frankliniella tritici Fitch)
Hama ini sering menyerang pada bunga yang sedang mekar dan daun muda. Memiliki ukuran yang sangat kecil kira-kira 1 mm.
Thrips menyukai mawar yang bunganya warnanya kuning atau warna terang lainnya dan merusak dengan cara menghisap cairan bunga, tunas, daun dan ranting. Sehingga Petal bunga menjadi kecoklatan atau berubah bentuk.
Pengendaliannya dengan penyemprotan insektisida yang berbahan aktif diclorvos, karbaril, malathion, dimetoat, dan asefat.

4. Ulat Penggulung Daun
Ulat penggulung daun sering dijumpai pada tanaman yang dipelihara dalam rumah kaca.
Ulat mula-mula menyerang bagian tepi daun-daun muda, kemudian menggulung dan sembunyi di dalam gulungan daun sampai daun menjadi dewasa.

Sedangkan penyakit yang sering menyerang tanaman mawar adalah :
1. Embun Tepung (Oidium sp./Powdery Mildew)
Penyakit embun tepung merupakan masalah uatama pada tanaman mawar, terutama yang ditanam dalam rumah kaca atau yang ditanam di lapangan pada musim kemarau (Djatmika dan Maryam, 1989). Penyakit itu disebabkan oleh cendawan Oidium Sp. dan di daerah sub tropis tingkat seksual ditemukan sebagai Sphaerotheca Panosa Var Rosae (sambungan 1989, Pirone, 1978).
Serangan Oidium Sp. menyebabkan daun-daun mawar tidak berfungsi sebagai organ fotosintetik karena tertutup putih seperti tepung. Daun-daun menguning dan mudah luruh sehingga pertumbuhan tanaman terhambat bahkan menjadi mati. Hal itu menyebabkan produksi mawar baik kwalitas maupun kuntitasnya menurun.
Pengendaliannya dengan melakukan penyemprotan menggunakan fungisida berbahan aktif benomil, tridimenol, triadimefon, miklobutanil, dan fluzilazola.

2. Bercak Hitam (Diplocarpon rosae Wolf/Black Spot)
Bercak hitam penyakit cendawan yang paling dominant di lapangan.
Gejala serangannya adalah bercak-bercak hitam pada permukaan atau daun pada ranting muda.
Cara pengendaliannya dengan melakukan penyemprotan menggunakan fungisida yang berbahan aktif heksakonazol, benomil, difenoconazol, dan bitertanol.
Penyakit lain yang sering menyerang tanaman mawar yaitu : kerat daun, embun kapas, bercak bakteri dan penyakit mozaik.
Pada prinsipnya pengendalian hama dan penyakit pada tanaman mawar dilakukan dengan cara, diantaranya :
1. Penggunaan bahan tanaman bebas penyakit
2. Varietas tanaman yang tahan terhadap hama dan penyakit
3. Kultur tekhnis
4. Sanitasi
5. Penggunaan pestisida yang bijaksana dengan memakai prinsip 4 tepat (tepat waktu, tepat dosis, tepat sasaran, tepat guna).

Dalam konsep pengendalian hama penyakit terpadu, penggunaan pestisida merupakan alternative terakhir setelah memanfaatkan cara-cara non pestisida. Namun, sampai saat ini penggunaan pestisida masih dominant di lapangan. Terutama pada budidaya tanaman mawar yang intensif.

h. Panen dan Pasca Panen Mawar
1. Panen
Penanganan panen bunga mawar perlu diperhatikan mengingat bunga mawar sangat mudah rusak dan layu. Penanganan ini meliputi saat pemetikan, pengangkutan dan penyimpanan.
Pada umunya secara komersial bunga mawar digunakan sebagai bunga potong dan bunga tabur. Bunga mawar yang siap panen dengan tujuan sebagai bunga potong mempunyai ciri-ciri kuntum bunga belum mekar sepenuhnya dan ukurannya normal. Bunga dipanen pada saat bunga 1 -2 petal telah membuka dan sepal masih melekat pada kuncupnya. Pemotongan tangkai bunga tepat di atas mata tunas ke 2 atau ke 3 dari pangkal.
Bunga mawar dengan berasal dari stek atau okulasi dapat dipanen perdana 4–5 bulan setelah okulasi berhasil. Penanaman bunga mawar ini tergantung juga pada varietas dan kesuburan tanah tempat pertumbuhannya. Pembungaan ini akan produktif selama bertahun-tahun sekitar 3-5 tahun.
Pemanenan bunga mawar menggunakan peralatan pemotong serti pisau atau gunting yang tajam dan relatif steril untuk menghindari luka pada bagian dasar atau disertakan yang paling efektif yaitu pada pagi hari atau sore hari dimana suhu udara dan penguapan air tidak terlalu tinggi dan kondisi mawar optimum, mengingat bunga mawar termasuk golongan bunga yang mudah kehilangan air, bunga mawar sebaiknya tidak dipanen pada musim hujan dengan kondisi yang basah sebab akan memudahkan timbulnya serangan jamur.

2. Pasca Panen Mawar
Mutu atau kwalitas bunga potong sangat dipengaruhi oleh penampilan yang menarik dan tahan kesegarannya. Karena bung mawar mudah rusak dan layu. Maka untuk mendapatkan kwalitas bunga mawar yang sesuai dengan permintaan pasar membutuhkan pasca panen yang besar dan tepat.
Tahapan penanganan pasca panen bunga mawar potong terlihat seperti tabel dibawah ini.
Tabel 2. Tahapan Penanganan Pasca Panen
Pengumpulan Bunga
Pembersihan
Penyotiran dan Pengklasifikasian
Pengikatan dan Pengemasan

Penyimpanan dan Pengangkutan
Pemasaran

Bunga mawar yang telah dipanen harus segera direndam dalam air dengan pH rendah untuk menjaga kesegarannya. Sehingga pertumbuhan mikroba dapat ditekan dan penyerapan air berjalan dengan mudah. Air dengan pH 3 – 4 lebih baik jika dibandingkan dengan Ph tinggi.
Disamping pH, keberadaan garam dan jasad renik juga perlu diperhatikan. Kadar garam dalam air sangat mempengaruhi kualitas dan kesegaran bunga. Bunga mawar potong tergolong peka terhadap garam. Kadar garam 100 PPM dapat segera memperpendek umur kesegaran bunga dan merusak tangkai bunga (Nowak, 1990). Air yang digunakan sebaiknya direbus terlebih dahulu untuk menghasilkan udara sehingga logam yang terkandung pada air dapat mengendap.
Selanjutnya dilakukan penyortiran atau grading berdasarkan panjang tangkai, kelurusan dan kwalitas ketuaan bunga. Bunga yang tidak normal tidak dipakai, daun dan duri yang tidak diinginkan dibuang, kemudian bunga diikat dengan jumlah bunga setiap ikatnya terdiri dari 10 – 25 tangkai.
Pengemasan harus dapat melindungi bunga mawar dari kerusakan fisik, kehilangan air, fluktuasi suhu dan kondisi luar yang merugikan. Untuk pengiriman jarak jauh kontak pengemasan hendaknya dibuat dari bahan kuat tetapi ringan, misalnya karton. Kotak harus menahan bebas diatasnya paling sedikit 8 kotak berisi penuh bunga mawar dengan kelembaban tinggi. Kotak yang digunakan untuk pengemasan sebaiknya berventilasi. Luas areal ventilasi 4% – 5 % dari luas dinding kotak (Nowak, 1990).
Pada proses pengemasan yang lebih modern, bunga mawar dikemas dengan kemasan kedap udara (system atmosfer termodifikasi) yang akan mengandung O2 dan CO2 tinggi sehingga dapat menekan resfirasi dan menghambat aksi etilen. Dengan pengubahan komposisi udara dalam wadah pengemasan, ketahanan simpan bunga mawar dapat di perpanjang.
Tahap berikutnya adalah penyimpanan bunga mawar, baik untuk kepentingan penyimpanan lama maupun transportasi jarak jauh. Bunga mawar dipetik pada stadia 1 – 2 hari lebih awal dari stadia petik untuk pasaran local. Pada stadia ini kuntum bunga masih kuncup dan kelopak bunga masih melekat pada kuntum.
Ada dua hal yang menentukan ketahanan simpan bunga potong yaitu sifat genetic dan kondisi eksternal selama penyimpanan seperti suhu, kelembaban, cahaya, komposisi udara dan sirkulasi udara ditempat penyimpanan.
Penyimpanan yang paling baik adalah dengan perlakuan pendinginan, yaitu dengan air coding. Cara yang termudah dengan proses air coding adalah dengan menempelkan bunga dalam ruang dingin (cool storage) dengan suhu 2º – 50ºC selama kurang lebih sekitar 8 jam dan kemasan kemudian ditutup.
Suhu rendah sangat berperan dalam penyimpanan karena dapat menekan kehilangan air, mempertahankan kwalitas bunga, memperlambat proses penguapan sehingga pada gilirannya akan memperpanjang ketahanan simpan bunga mawar.
Bunga mawar yang disimpan dalam tempat pendingin dengan kelembaban rendah, lalu transfirasinya akan cepat dan akhirnya bunga mawar akan kehilangan air lalu transfirasi dikendalikan oleh suhu dan kelembaban udara, kelembaban nisbi optimal yang dianjurkan untuk bunga mawar adalah 80 – 90% (Nowak, 1990, Holsted, 1985).
Menjaga kelembaban tinggi diruang penyimpanan sangat penting jika bunga disimpan dengan metode kering tetapi tidak dikemas. Tetapi jika bunga dibungkus dengan kantong kedap udara, kelembaban di ruangan pendingin tidak terlalu penting, yang perlu dijaga adalah gejala pengembunan dalam kantong kemas.
Sirkulasi udara yang baik dalam ruangan pendingin akan menjamin suhu dan udara dingin yang seragam. Untuk mencapai distribusi yang merata, bunga di ruang penyimpanan perlu ditata dengan baik. Seperti antara dinding dan kemasan perlu diberi celah yang cukup besar agar sirkulasi udara berlangsung dengan lancar, bunga yang dikemas ditata menuru panjang dinding, lurus dengan udara dinding.
Kadang-kadang proses penyimpanan kering terjadi penyumbatan pembuluh yang menghalangi system transport air dalam tangki. Tanda-tanda terjadi penyumbatan ini adalah bend neck (bengkok pada tangkai kuntum bunga) yang disebabkan oleh udara, mikroba dan penyumbatan yang dilakukan oleh bunga itu sendiri.
Gelombang udara yang masuk kedalam pembuluh floem tangkai bunga mawar ketika dipotong menyumbat pori-pori dinding pembuluh. Untuk mengatasi ini dilakukan pemotongan tangkai bunga 24 cm atau merendam tangkai bunga dalam larutan gerenisida hangat (41ºC).
Dengan kondisi yang sesuai untuk pertumbuhan bakteri dan jasad renik lainnya, bakteri dan jasad renik tersebut dapat tumbuh sehingga dapat menyumbat pembuluh tangkai bunga, selain itu pembuluh dan jasad renik akan menghasilkan racun etilen mendorong proses penuaan bunga. Mencegah timbulnya bakteri dan jasad renik dapat dilakukan dengan pemberian germisida atau larutan chrystal RVB yang mengandung fungisida, bakterisida dan penghambat enzim.
Pada daerah tropis setelah dilakukan pemetikan, tangkai bunga direndam dalam larutan yang mengandung asam nitrat dengan konsentrasi 500mg/l air kemudian disimpan dalam ruangan penyimpanan dengan suhu 2º – 5º C untuk memperbaiki keseimbangan air dan mengurangi penyumbatan pembuluh. Cara ini disebut penyimpanan basah. Pada daerah tropis tidak dianjurkan proses penyimpanan kering.
Agar bunga tahan lama dalam vas sebaiknya diberi larutan pengawet : gula 1%-5%, perak nitrat 100 ml/l atau 2 ml/l chlorox 5% dan asam sitrat 300-500 mg/l supaya pH larutan 3-4; atau digunakan bahan pengawet yang sudah tersedia dipasaran (Darliah).

i. Agro Ekonomi Mawar
Mawar merupakan salah satu tanaman hias yang sangat popular dan sudah sejak lama diusahakan di Indonesia karena memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi. Sehingga prospek pengembangannya cukup cerah untuk menembah devisa Negara. Nilai ekspor tanaman hias mengalami peningkatan yang cukup tajam dari US $ 386.413 tahun 1987 menjadi US $ 2.538.230 pada tahun 1992. ekspor mawar dan seruni segar ke singapura, hongkong, Taiwan dan jepang pada tahun 1991 mencapai US $ 92.615.260 (BPS, 1992).
Bunga mawar sebagai bunga potong dipajang dalam waktu singkat dengan memberikan nuansa keindahan dan nilai emosional yang mendalam. Hal tersebut menyebabkan bunga mawar semakin banyak diminati yang digambar dengan volume penjualan per minggu mencapai 388.100 tangkai (BCI, 1987).
1. Produksi
Sentra produksi bunga mawar di Indonesia terbesar adalah di propinsi sumatera uatara, jawa barat, jawa timur dan jawa tengah. Pada akhir Pelita V volume penjualan bunga mawar mengalami peningkatan. Pada tahun 1990 mencapai 31.065 tangkai per hari (Angkasa, 1993). Proyeksi permintaan bunga mawar di DKI Jakarta pada tahun 1995 diperkirakan mencapai 9.682.300 tangkai. Lebih banyak dibandingkan dengan permintaan bunga potong yang lain (Abidin dan Harahap, 1991). Kondisi ini menunjukkan tantangan untuk mencapai keseimbangan dan permintaan ketersediaan teknologi yang sesuai dan mendukung pengembangan usaha bunga mawar kea rah agribisnis yang lebih menguntungkan.

2. Pemasaran
Beragam lembaga pemasaran terkait dalam proses tata niaga bunga mawar mulai dari produsen sampai konsumen yang akan mempengaruhi terhadap harga jual yang diperoleh petani maupun harga beli yang harus dibayar konsumen.
Pada rantai tata niaga bunga potong pada umumnya terdapat dua jalur berbeda, yaitu produsen besar dan konsumen kecil. Produsen besar tidak memproduksi seluruh jenis bunga potong, tetapi menghasilkan bunga kelas utama dari bibit unggul. Pemasaran bunga oleh produsen besar tidak transparan, sehingga produk dan harga tidak dibandingkan.
Pada jalur tata niaga bunga local dari petani kecil terdapat pergeseran. Walaupun di dominasi oleh pedagang pelantara. Sebagian petani ada yang merangkap sebagai pedagang. Motivasi tersebut muncul karena rangsangan ingin turut menentukan harga dipasaran yang akan memberikan keuntungan yang lebih besar. Rantai tata niaga akan dijelaskan dalam skema



BAB IV
PEMBAHASAN


Dari hasil praktek di PT. Lokantara Farm, Pasekon – Sukabumi yang mempunyai ketinggian tempat ± 1000 m dpl dan temperatur suhu hariannya
16º – 39ºC merupakan kondisi lingkungan yang cukup cocok untuk pertumbuhan tanaman mawar potong.
Faktor-faktor yang menunjang dalam budidaya tanaman mawar potong adalah :
Saat tanam, penanaman mawar dilakukan pada saat mulai turun hujan karena pertumbuhan tanaman akan berlangsung cepat dan subur sehingga pada musim kemarau tanaman sudah dapat berproduksi. Penanaman tanaman lebih intensif walaupun pengairan untuk mawar tidak sampai tergenang. Jadi, lebih baik penanaman mawar dilakukan pada mulai turun hujan.
penyiraman, pada tanaman mawar penyiraman sangat diperlukan terutama pada musim kemarau. Karena dalam sistem drainasi yang baik sangat diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Pemberian air yang cukup dapat menghasilkan bunga yang besar dengan warna yang bagus.
penyiangan gulma dilakukan secara teratur pada musim hujan atau pada saat gulma cukup lebat. Penggemburan tanah dilakukan bersamaan dengan penyiangan.
pemangkasan dilakukan untuk kesinambungan produksi bunga potong setiap tahun. Pemangkasan parsial ditujukan intuk menumbuhkan tunas-tunas baik dan membuang bagian-bagian yang rusak.
pemupukan pada tanaman mawar dibutuhkan sejak tanaman mulai diatanam. Pertumbuhan dan produksi bunga yang optimal dengan kualitas baik memerlukan penambahan pupuk organic. Unsur hara yang digunakan tanaman mawar mencakup unsur hara makro dan mikro. Pemberian pupuk organic termasuk pupuk kandang dan pupuk hijau mempunyai manfaat memperbaiki struktur tanah, memacu pertumbuhan dan menunjang ketersediaan tanaman yang seimbang.
pengendalian hama dan penyakit, cara yang paling epektif dalam pengendalian hama dan penyakit pada tanaman hias ini, maka diperlukan informasi mengenai jenis-jenis hama dan penyakit yang menyerang dan gejala serangannya. Kerusakan karena serangan hama dan penyakit bisa terjadi pada seluruh bagian tanaman yang pada akhirnya akan menurunkan kwalitas bunganya. Mawar dinikmati konsumen karena nilai estetikanya baik sebagai bunga potong ataupun sebagai tanaman pot.

Faktor lain yang dapat menentukan keberhasilan jenis usaha tanaman hias terutama budidaya bunga mawar yang merupakan jenis usaha yang memerlukan biaya input produksi yang cukup tinggi sebagai usaha tani komersial. Berbagai faktor seperti petani, proses pra panen dan pasca panen serta pasar akan menentukan struktur hubungan harga pasar.


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
1. Tekhnik budidaya tanaman mawar potong di PT. Lokantara Farm sudah baik. Hal ini terlihat dari permintaan tanaman mawar potong yang dihasilkan cukup banyak.
2. Keadaan lingkungan PT. Lokantara Farm menunjang untuk pertumbuhan dan perkembangan bunga potong.
3. Penanganan pasca panen untuk bunga mawar sangat diperlukan. Karena bunga mawar sebagai bunga potong yang diperlukan dalam keadaan segar. Penanganan pasca panen tidak terlepas dari awl panen bunga mawar. Beberapa langkah penting yang perlu diperhatikan agar mendapatkan bunga mawar dengan masa simpan yang lama yaitu pada waktu pemanenan penyimpanan, pengepakkan dan standarisasi bunga mawar.

4.2 Saran-saran
1. Dilihat dari segi pemasaran dan permintaan akan bunga potong mawar selalu meningkat. Untuk mendapatkan bunga mawar potong yang lebih baik maka diperlukan kultivar-kultivar yang baru sehingga pemuliaan tanaman mawar lebih di prioritaskan.
2. Pola budidaya mawar masih perlu ditingkatkan terutama dalam aspek kultur tekhnik. Sehingga persyaratan pasar dalam negeri maupun luar negeri mengenai kwalitas dapat dipenuhi.
3. Karena penanaman bunga mawar ini dilakukan pada musim kemarau, maka penyiraman sebaiknya dilakukan lebih intensif. Selain untuk meningkatkan kualitas bunga, juga untuk mempermudah pengelupasan kulit pada saat okulasi.
4. Pengendalian hama dan penyakit tanaman mawar untuk meningkatkan kwalitas bunga harus ditingkatkan karena konsumen mawar potong biasanya menilai dari segi estetika atau keindahan bunganya.



DAFTAR PUSTAKA

Dwiatmi, K., D. Herlina, dan Sri Wuryaningsih, 1994. Inventarisasi dan Karakterisasi Beberapa Jenis Bunga Potong di Pasaran Bunga Cipanas, Bandung dan Jakarta: Bukti Penelitian Tanaman Hiad, 2(1):7-18.
Darliah, T. Danakusuma, Wahyu Handayani dan Rachmat K. 1996. Daya Adaptasi Bunga Mawar Potong. Kumpulan hasil Penelitian Tanaman Hias, tahun Anggaran 1995/1996. bagian proyek tanaman hias Jakarta.
Sutater, T., Rachmat K. dan Hanudin. 1996. Eksplorasi Koleksi dan Karakterisasi Bunga Mawar. Kumpulan hasil penelitian tanaman hias, tahun anggaran 1995/1996. bagian proek tanaman hias Jakarta.
Rismunander, 1991. Budidaya Bunga Potong. Jakarta: Penebar Swadaya.
Nurmalinda, D. Widyastuti, L. Marpung dan D. Musadad, 1999. Preferensi Konsumen Terhadap Bunga Potong di Jakarta. Jurnal Hortikultura, 9(2):146-152.
Sukarno dan Nampiah, 1990. Jakarta: Penebar Swadaya.
Syaifullah, Agus Muharam, T. Sutater dan S. Kusumo, 1995. Mawar. Balai penelitian tanaman hias Jakarta.



Lampiran 1. Struktur Organisasi PT. Lokantra Farm

KEPALA PERUSAHAAN
Moekri Suryaatmaja

KEPALA KEBUN
Darus

PEGAWAI KEBUN
1. Umi
2. Empat
3. Edi